Jakarta - PT Liga Indonesia
bertekad terus menggulirkan Indonesia Super League (ISL), meski sudah
dinilai ilegal oleh AFC dan FIFA. Klub-klub pun dijanjikan akan coba
difasilitasi menemui AFC dan FIFA sehubungan dengan label ilegal
tersebut.
PSSI sebagai induk organisasi resmi sepakbola di
Indonesia saat ini telah mengalihkan wewenang menggelar kompetisi ke
Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS), yang kemudian menelurkan
Indonesian Premier League (IPL).
Walhasil, dengan IPL sebagai
kompetisi yang resmi diakui PSSI, ISL pun dinilai sebagai kompetisi yang
tidak resmi. Hal ini lantas dikuatkan oleh surat dari AFC dan FIFA yang
muncul medio Desember ini.
Akan tetapi, itu tak menyurutkan
langkah PT LI dengan ISL-nya. Penilaian ilegal, menurut PT LI, lebih
karena informasi tidak tepat yang sudah sampai ke AFC dan FIFA.
"ISL
dianggap ilegal karena informasi yang masuk ke FIFA sepotong-sepotong.
Kami sudah ketemu klub dan semua bersepakat teruskan kompetisi," ungkap
Presiden Direktur PT LI Syahril Taher di kantor PT LI, Kuningan,
Jakarta, Kamis (29/12/11).
Dengan label ilegal yang disematkan ke
ISL, klub dan para pemain yang bernaung di bawahnya otomatis mendapat
cap serupa. Dalam usaha menjelaskan situasi, dari kacamata PT LI,
klub-klub akan berusaha difasilitasi bertemu dengan perwakilan AFC dan
FIFA.
"Hal ini penting agar AFC dan FIFA mendapatkan informasi
yang balance sehingga meluruskan yang terjadi. Mereka juga bisa
menjelaskan kenapa mereka berkompetisi di ISL," ujar CEO PT LI Djoko
Driyono.
"Kenapa mesti klub-klub (yang bertemu), karena kami
hanya bersinggungan dengan PSSI. Jadi kami tak punya wewenang untuk
berbicara dengan mereka," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar